Selasa, 04 April 2017
Virus Flu Babi
Barusan, saya dengar di radio tentang virus flu babi yang menjangkit di Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru dan Meksiko.
Bahkan di Meksiko, virus ini dicurigai telah membunuh 68 orang. Lebih parah lagi, virus yang dikenal dengan H1N1 dikabarkan dapat ditularkan antar manusia, berbeda dengan Virus Flu Burung atau H5N1 yang tidak ada penularan antar manusia.
Berita ini agak meresahkan memang. Namun, dikabarkan pula bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Tangerang akan melakukan pemeriksaan terhadap peternakan babi di Tangerang tepatnya di wilayah Salembaran Kosambi, Tiga Raksa (Tangerang Utara) dan Setu (Tangerang Selatan).
Ada baiknya jika kita berhati-hati dalam hal ini karena virus ini dikabarkan menular antar manusia meski belum terbukti. Namun, Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian nampaknya akan bertindak dengan hati-hati dalam menyikapi penyebaran virus ini.
Mereka akan melakukan dua tindakan penangkalan. Pertama, dengan memperketat karantina di pelabuhan laut dan bandara. Kedua, dengan membentuk tim khusus pemetaan (surveillance) kawasan berpopulasi babi tinggi.
Yang harus diwaspadai adalah kenyataan bahwa gejala flu babi mirip flu biasa yakni batuk, demam, mual, dan muntah. Namun, sepertinya jika ditangani dengan benar, mereka yang menderita penyakit ini dapat disembuhkan. Buktinya, pasien virus ini di AS dapat sembuh, hanya seorang yang masih dirawat di rumah sakit.
Saatnya meningkatkan sistem imun kita dengan mengkonsumsi makanan sehat dan olahraga. Yuk!
Tekanan - Tekanan Hidup
Perubahan situasi dan kondisi krisis global saat ini, membawa perasaan banyak jiwa menjadi gundah, khawatir, takut, emosi tinggi, dan tidak sedikit yang menjadi kebingungan akan kelanjutan kehidupannya di masa depan.
Banyak orang yang kemudian sulit menggambarkan perasaan yang sesungguhnya sedang dialaminya, sehingga hanya semakin menambah banyaknya pribadi yang mengalami tekanan-tekanan dalam hidupnya.
Namun, tidak sedikit pribadi yang mengalami perubahan dari tidak serius menjadi lebih serius dalam bekerja, lebih rajin dalam berjuang menjalankan usaha dan bisnis.
Sebetulnya, ada dua pola tekanan – yang satu demikian cantiknya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan; dan yang satu lagi demikian menyiksanya sehingga merenggut seseorang keluar dari kenyamanan rumah tangganya dan menjadikan jalanan sebagai tempat tinggalnya.
Berikut adalah beberapa tekanan yang mungkin sedang menghimpit kita dari kebebasan yang semestinya, yang disarikan dari pointers Mario Teguh Morning Talk – Under Pressure :
1. Tekanan Persepsi
Pelajaran dan tuntunan itu tampil dan ada se-nyata batu yang tergigit dalam kunyahan nasi, dan tidak untuk dipersepsikan selain sebagai yang telah terbuktikan.
Tetapi persepsi kita – cara pandang yang dihasilkan oleh pendapat dan pengertian kita, sering membuat kita menerapkan pendekatan pada hidup, yang membuat kita berpacu kencang terbentur-bentur di jalan-jalan lingkar yang rumit, hanya untuk dipaksa masuk kembali ke jalan yang paling mendekatkan.
Dalam kondisi seperti saat ini, banyak di antara kita yang memajukan persepsi masing-masing yang pada akhirnya menjadi sebuah ajang peperangan yang saling menjelekkan persepsi orang lain.
2. Tekanan Kebutuhan
Bila seseorang bisa sampai pada keadaan di mana dia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, pasti ada hal-hal yang harus diperbaiki pada persepsi-persepsi, keputusan-keputusan, dan cara-caranya.
Karena, kita sering membutuhkan yang tidak kita butuhkan, dan dengan keyakinan yang tidak mengerti, menafikan yang paling kita butuhkan.
Dalam suasana krisis global seperti ini, banyak orang yang merasa berada dalam tekanan kebutuhan yang terjadi sebagai akibat tidak tegasnya terhadap pilihan-pilihan keputusan yang baik.
3. Tekanan Keinginan
Ada anggapan bahwa semakin banyak keinginan kita, akan semakin tinggi tingkat tekanan hidup kita. Itu tidak sepenuhnya benar.
Karena tidak semua keinginan memberikan beban yang berat.
Hanya keinginan-keinginan yang tidak didasari oleh nilai-nilai yang baik, yang akan menghasilkan pemaksaan-pemaksaan diri yang berat.
Dalam perasaan dan kondisi yang menghimpit ini, kita sering meminta kepada Beliau Yang Maha Memiliki agar memenuhi seluruh keinginan kita dengan cara-cara yang tidak mendekatkan kita bagi terbagikannya izin dari-Nya untuk memenuhi.
4. Tekanan Kewajiban
Kewajiban minimal kita hanya sebanding dengan kebutuhan dasar kita.
Tetapi kita semua terdorong untuk mencapai tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari tingkat di mana kita berada sekarang, yang menghasilkan pembengkakan dari kewajiban-kewajiban kita.
Sehingga kita membuat lebih banyak perjanjian. Kita terlibat dalam lebih banyak kesibukan dan keharusan.
Berbagai tekanan yang melanda kita,mengkomposisikan perasan dan pikiran yang penuh sesak dengan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan.
5. Tekanan Umur
Ini adalah tekanan yang paling sering tidak kita rasakan, sampai saat di mana batasan-batasan umur menjadi aktif dalam mempermalukan keinginan-keinginan kita.
Itu sebabnya kita membutuhkan pengingatan yang terus menerus mengenai keharusan untuk memaksimalkan upaya agar kita menjadi apa pun yang bisa kita capai, selama umur masih ramah membagi tenaga-nya kepada kita.
Tekanan-tekanan itu begitu menghimpit kehidupan kita, yang membuat di antara kita yang merasa tak bebas lagi melangkah dalam menjadikan diri ini sebagaimana seharusnya menjadi.
Langkah-langkah yang sebelumnya gagah, menjadi tertahan seakan-akan tidak ada lagi jalan dan cara lain untuk menuju pencapaian-pencapaian yang lebih baik di masa depan.
Jika kita ikhlas dalam menjalani dan menerima semua yang terjadi dalam kehidupan ini,maka sebetulnya banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik untuk kita lebih berani berjalan.
Mudah-mudahan pengertian ini dapat menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih berbahagia dalam kedamaian yang penuh kesyukuran.
Langganan:
Postingan (Atom)