BANDUNG, KOMPAS.com - Survei yang digelar Ericsson pada tahun 2009 menunjukkan bahwa penetrasi teknologi mobile di Indonesia terus meningkat dari 2005-2009, dari 25 persen ke 60 persen. Berbeda dengan negara tetangga, Malaysia yang kencang pertumbuhannya di awal namun kemudian mengalami cooling down, pertumbuhan di Indonesia konsisten.
Teknologi mobile broadband mampu mendongkrak keuntungan bisnis dan sektor pendidikan masyarakat. "Ini dia yang dimaksud teknologi berdampak pada faktor ekonomi," tutur Regional Manager Consumer Lab Market Unit South East Asia (MUSEA) Vishnu Singh dalam presentasinya di Media Workshop Ericsson dan Gathering di Hotel Sheraton Bandung, Jumat (5/3/2010).
Vishnu menambahkan setiap 10 persen peningkatan mobile broadband menyebabkan pertumbuhan GDP sebesar 1 persen. Dengan demikian dapat terlihat bahwa teknologi mobile broadband membawa manfaat bagi peningkatan taraf kehidupan masyarakat, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Penetrasi teknologi mobile yang menyebabkan pertumbuhan share telekomunikasi membuat perekonomian masyarakat semakin bertumbuh.
"Di sini terlihat sekali ICT sangat membantu dalam mendorong kemakmuran suatu bangsa, terutama di Indonesia," tambahnya. Vishnu sempat menayangkan testimoni sejumlah masyarakat yang diuntungkan dengan teknologi mobile broadband. Seorang pengusaha multilevel marketing mengaku keuntungannya meningkat berkali-kali lipat sedangkan seorang mahasiswi mengaku tak dapat hidup tanpa internet mobile di selulernya.
Survei juga menunjukkan angka tinggi manfaat teknologi mobile broadband yang diperoleh oleh masyarakat. Sekitar 65 persen responden mengatakan teknologi mobile bermanfaat untuk menjaga hubungan dengan orang lain, 49 persen mengakui manfaatnya untuk berbisnis, 44 persen bermanfaat sebagai simbol kelas dan modernitas, 36 persen mengakui manfaatnya dalam mengubah batasan-batasan sosial.
Menariknya, sekitar 36 persen pula menilai teknologi mobile bermanfaat sebagai pengurang rasa stres. Penetrasi Di Daerah Rural Survei ini juga mencatat bahwa penetrasi teknologi mobile broadband belum mencapai 50 persen di sebagian besar daerah rural. Misalnya di Sumatra Utara dan Banten, hanya tercatat 40 persen. Di Pulau Jawa, di Banten juga tercatat 40 persen, Jawa Barat 31 persen, Jawa Tengah 47 persen, dan Jawa Timur 46 persen. Sementara di Kaltim 37 persen dan Sulsel 48 persen. Angka penetrasi tertinggi tercatat di Riau, yaitu 77 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar